Seorang ulama besar di Madinah, yakni Syaikh Sulaiman Ar-Ruhaili menyinggung kebiasaan jamaah haji dan umrah asal Indonesia, yang kerap selfie untuk dipamerkan di media sosial.
Syaikh Sulaiman Ar-Ruhaili mengawali penjelasannya dengan meningkatnya kecenderungan manusia dalam berfoto yang makin kuat.
Momen apa saja tak luput dari jepretan ponsel pintar yang selalu ada di genggaman.
“Sampai di Masjid An-Nabawai, ketika khatib sedang khutbah, seperti ini… (memeragakan selfie)… Selfie,” tandasnya, dalam tayangan YouTube Sultan Abdillah.
Saking asyiknya selfie, bisa saja mereka terlena untuk tidak mendengarkan khutbah sama sekali.
Bahkan, Syaikh menyinggung adanya unsur kebohongan saat berfoto.
Misalnya berfoto menengadahkan tangan, seakan sedang berdoa.
Padahal jelas-jelas dia tidak sedang berdoa, melainkan hanya berpose untuk foto itu semata.
“Bohong! Padahal dia tidak berdoa,” katanya.
Bahkan Syaikh Sulaiman Ar-Ruhaili dengan jelas menyebut jamaah Indonesia yang sukar berfoto di Masjid Nabawi.
Menurutnya, berfoto untuk pencitraan seperti itu termasuk haram dilakukan.
Padahal, tujuan utama untuk datang ke Madinah adalah demi merengkuh pahala sebanyak-banyaknya.
“Kalian datang ke Madina untuk berbuat dosa atau meraih pahala?” tanyanya kepada hadirin.
“Tentu saja untuk meraih pahala!”
Bahkan, kalau selfie untuk pencitraan tidak seratus persen haram, hal ini berpotensi menimbulkan riya.
Dilansir TribunJatim, Syaikh Sulaiman Ar-Ruhaili merupakan ulama besar di Madinah, yang namanya juga dikenal di seluruh Arab Saudi.
Dilansir dari: https://health.tribunnews.com/