Alhijrah.co – Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan melaporkan kepada Presiden Joko Widodo atau Jokowi soal proposal investasi industri mobil listrik ke Indonesia senilai US$ 1,3 miliar. Bila dirupiahkan, proposal investasi itu sekitar Rp 19,6 triliun (asumsi kurs Rp 15.037 per dolar AS).
“Pak Presiden dapat saya laporkan minggu lalu kami sudah menerima proposal investasi dari salah satu produsen mobil listrik terkemuka di dunia untuk membangun pabrik dan jaringan distribusi Indonesia dengan nilai investasi US$ 1,3 miliar,” kata Luhut dalam peletakan batu pertama atau groundbreaking pabrik foil tembaga di Gresik, Jawa Timur, Selasa, 20 Juni 2023.
Calon investor itu, kata Luhut, meminta bantuan pemerintah untuk memperoleh suplai tembaga sebagai salah satu bahan baku mobil listrik.
“Ini akan menjadi game changer, Pak Presiden. Karena produk kendaraan listrik yang mereka produksi cocok dengan selera masyarakat Indonesia dengan harga yang terjangkau juga, dan mereka juga meminta bantuan untuk memperoleh suplai tembaga,” ujar Luhut tanpa membuka nama entitas calon investor tersebut.
Pasalnya, menurut Luhut, dalam konsep pengembangan ekosistem mobil listrik, hilirisasi tembaga di Indonesia perlu menjadi prioritas utama. Ia memaparkan, dalam satu mobil listrik, misalnya, dibutuhkan tembaga sebanyak 56 kilogram. Angka ini di luar kebutuhan tembaga pada baterai mobil listrik.
Dengan demikian, pembangunan pabrik pengolahan tembaga menjadi sangat penting. Apalagi Indonesia juga memiliki target untuk dapat memproduksi jutaan mobil dan motor listrik.
Lebih jauh Luhut menjelaskan bahwa Indonesia sudah memiliki modal untuk menjadi pemain penting dalam industri mobil listrik dengan kepemilikan cadangan tembaga yang besar dan juga regulasi agar kewajiban pengusaha membuat smelter tembaga. “Ini akan menjadi modal yang besar dalam menarik investasi untuk mobil listrik Indonesia.”
Dengan potensi pengembangan industri mobil listrik tersebut, kata Luhut, maka strategi hilirisasi timah, tembaga, nikel, kobalt dan bauksit harus terintegrasi. “Untuk menciptakan ekosistem mobil listrik, baterai lithium yang terintegrasi dan juga kebutuhan-kebutuhan teknologi lainnya,” ucapnya.
Sementara itu, Presiden Jokowi memastikan pemerintah terus mendorong integrasi smelter dan industri mineral sehingga Indonesia punya kesempatan untuk masuk dalam rantai pasok global.
“Kita bisa mengintegrasikan semua smelter, semua industri yang ada di negara kita yang terpencar-pencar, yang ada di barat, yang ada di timur, ada yang di tengah. Tugas negara di situ, memastikan integrasi itu terjadi,” kata Presiden di Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Selasa, 20 Juni 2023.
Hal itu disampaikan usai meninjau pembangunan smelter PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) di Sumbawa Barat, NTB yang progresnya telah mencapai 51,63 persen. “Yang sulit adalah smelter-smelter yang sudah jadi ini, kemudian turunan-turunan yang diproduksi ini diintegrasikan menjadi barang,” kata Presiden.
Barang jadi yang dimaksud Jokowi adalah baterai litium, baterai kendaraan listrik (electronic vehicle) dan produk lainnya. “Barang gedenya apa? Mobil listrik, kalau itu jadi ya itu ekosistem besar itu yang selesai kita bangun, itulah nanti yang melompatkan kita dari negara berkembang menjadi negara maju ya itu salah satunya,” tuturnya.
Nantinya, jika seluruh smelter dan industri telah terintegrasi, maka Indonesia punya kesempatan untuk masuk dalam rantai pasok global. “Karena ke depan agar bergeser semua, mobil-mobil lama akan masuk semua ke mobil listrik. Ini kesempatan Indonesia untuk melompat menjadi negara maju kalau kita bisa mengintegrasikan semua smelter, semua industri,” ucap Jokowi.
Dilansir dari: https://www.tempo.co/