Alhijrah.co – Alphero Tanlianto yang ramai diberitakan di kanal-kanal pemberitaaan terkait prestasinya rupanya adalah siswa SMAN 10 Kota Samarinda, Kalimantan Timur.
Siswa SMA Negeri asal Samarinda itu berhasil lulus diterima di delapan kampus top dunia.
Delapan kampus tersebut, yakni:
- Nanyang Technological University(NTU), Singapura.
- University of Toronto, Kanada.
- University of British Columbia, Kanada.
- Wageningen University & Research, Belanda.
- Curtin University, Australia.
- Monash University, Australia.
- University of Sydney, Australia.
- University of New South Wales, Australia.
Alphero Tanlianto diterima melalui Beasiswa Indonesia Maju (BIM) yang dilaksanakan oleh Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek).
Keputusan yang cukup sulit memilih universitas mana yang akan dijalani, namun salah satu pertimbangan paling kuat adalah restu kedua orangtua yang ingin tetap Alphero tidak terlalu jauh dari Indonesia.
Alphero akhirnya memutuskan memilih jurusan Civil Engineering di Universitas Teknologi Nanyang (NTU) Singapura yang rankingnya lebih tinggi sebagai pilihan pertamanya.
Alphero mengatakan, dirinya memiliki mimpi untuk berkontribusi pada negeri dalam hal pembangunan infrastruktur, khususnya di Kalimantan Timur yang telah ditetapkan menjadi Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara dan akan mulai beroperasi pada Peringatan 17 Agustus Tahun 2024 mendatang.
“Untuk sekarang belum terlalu ngawang, potensinya di Civil Engineering di Kaltim itu belum memadai padahal mau jadi IKN. Di sini banyak peluang dan mau kembali ke Indonesia, pembangunan lagi marak-maraknya di Kaltim, dan tentu Civil Engineering jadi jabatan yang banyak membantu kota,” kata Alphero melalui pesan singkat, Minggu (25/6/2023).
“Setelah lulus (pendidikan Teknik Sipil di NTU Singapura), saya akan kembali ke Indonesia dan memberi kontribusi untuk meningkatkan pembangunan infrastruktur di Kalimantan, yang sebentar lagi akan menjadi Ibu Kota Nusantara,” sambungnya.
Media ini berhasil menelusuri dan mewawancarai salah seorang guru dari Alphero Tanlianto, yakni Mushadi Iksan, guru Matematika sekaligus Wakil Kepala Sekolah urusan Humas.
Selain itu ada juga Fathur Rachim, guru Informatika yang juga sebagai Kepala SMAN 10 Samarinda di mana Alphero berhasil menyelesaikan pendidikan sekolah menengahnya pada Mei 2023 yang lalu.
Fathur membenarkan bahwa Alphero adalah salah seorang siswa SMAN 10 Samarinda.
Dijelaskannya, bahwa Alphero bergabung sebagai siswa SMAN 10 Samarinda di kelas X pada tahun pembelajaran 2020/2021 pada saat pandemi Covid-19.
“Alphero tidak hanya mampu bertahan melewati pandemi Covid 19, namun juga berhasil dalam proses pembelajaran hingga lulus dari SMAN 10 Samarinda menjadi salah satu siswa terbaik kami,” ungkapnya melalui sambungan telepon, Minggu (25/6/2023) malam.
Semua pihak sangat berperan dalam keberhasilan ini, mulai dari guru dan tenaga kependidikan SMAN 10 Samarinda, orangtua, bahkan dukungan Pemerintah Provinsi Kaltim yang menciptakan iklim belajar yang semakin nyaman dan kondusif serta sarana prasarana yang sangat mendukung di SMAN 10 Samarinda yang berlokasi di Education Center ini.
“Ini keberhasilan gubernur sebenarnya karena membuat iklim belajar kondusif untuk bisa berprestasi. Jika rekan-rekan saya di banyak daerah Indonesia turut bangga dan mempertanyakan sosok anak ini, apalagi saya sebagai gurunya, dan semua orang Kaltim pasti ikut bangga,” ujar Fathur.
Saat pandemi Covid-19 di mana seluruh sektor pendidikan mewajibkan belajar dari rumah, Alphero juga tak surut dalam urusan akademik.
Terlebih setelah Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) kembali normal, kemampuan akademiknya semakin menonjol.
Bahkan di tahun terakhir, Fathur secara pribadi memberi nilai nyaris sempurna untuk Informatika yakni 98 dan 100.
“Guru-guru lainnya yang ternyata juga rata-rata nyaris memberi nilai sempurna, terlebih di tahun terakhir. Ini artinya proses di SMAN 10 Samarinda sudah sangat baik,” tandas Fathur.
Hal sama dirasakan Mushadi Iksan, guru Matematika Alphero, yang turut bangga melihat melihat siswanya menjadi perbincangan serta sempat jadi ‘rebutan’ 8 kampus kenamaan luar negeri.
Ia bercerita sosok Alphero, di mana jika diminta untuk mengerjakan soal di depan kelas, tidak hanya mengerjakan lalu balik ke tempat duduknya.
Tetapi Alphero saat mengerjakan juga sambil menjelaskan soal yang dikerjakannya kepada teman-temannya di kelas.
“Bahkan memberi kesempatan teman-temannya untuk bertanya jika ada yang kurang jelas. Ini salah satu kelebihan yang dimiliki oleh Alphero,” singkat Mushadi Iksan menambahkan saat ditanya tentang keistimewaan Alphero. (*)
Dilansir dari: https://kaltim.tribunnews.com/