Alhijrah.co – Sebelum mengadakan perayaan Maulid Nabi, biasanya dijumpai beberapa panitia yang meminta sumbangan untuk mengadakan acara ini. Sumbangan biasa dilakukan di rumah-rumah penduduk, terkadang juga di jalan raya dengan menggunakan pengeras suara dan beberapa panitia lain yang bertugas memungut uang di jalan. Lantas, bagaimanakah hukum meminta sumbangan di jalan raya untuk acara maulid?
Dalam literatur kitab fikih, dijumpai beberapa keterangan mengenai hukum meminta sumbangan di jalan raya untuk acara maulid. Dalam keterangan tersebut, pada dasarnya seseorang diperbolehkan untuk meminta sumbangan di jalan raya dalam rangka untuk mengadakan suatu acara atau keperluan lain semisal untuk peringatan maulid nabi, bahkan perbuatan ini dinilai sebagai perbuatan yang mulia.
Sebagaimana dijelaskan dalam kitab Hawasyi Al-Syarwani ala Tuhfat al-Muhtaj, Juz 5, halaman 186 berikut;
)قَوْلُهُ أَيْ: مَثَلًا) يُدْخِلُ مَنْ جَمَعَ لِخَلَاصِ مَدِينٍ مُعْسِرٍ أَوْ مَظْلُومٍ مُصَادَرٍ وَهُوَ حَسَنٌ مُتَعَيِّنٌ حَثًّا وَتَرْغِيبًا فِي هَذِهِ الْمَكْرُمَةِ اهـ سَيِّدْ عُمَرْ أَقُولُ وَكَذَا يُدْخِلُ مَنْ جَمَعَ لِنَحْوِ بِنَاءِ مَسْجِدٍ.
Artiny : “Termasuk contohnya adalah menggalang dana untuk membayar hutang seseorang atau orang yang dizalimi. Perbuatan ini merupakan perbuatan mulia yang dianjurkan sebagaimana pandangan Sayyid Umar.
Menurutku orang yang menggalang dana untuk pembangunan masjid juga masuk dalam konteks demikian.”
Namun demikian, kebolehan untuk meminta sumbangan di jalan raya diharuskan dengan syarat memberi ruang kepada pengguna jalan dengan tidak mengganggu, menghina atau menopoli jalan demi kepentingan sendiri. Apabila seseorang tidak memenuhi syarat-syarat itu, maka meminta sumbangan di jalan raya dihukumi haram.
Sebagaimana dalam keterangan kitab Al-Minhaj Syarah Shahih Muslim, Juz 14 Halaman 102 berikut;
وَيَنْبَغِي أَنْ يُجْتَنَبَ الْجُلُوسَ فِي الطُّرُقَاتِ لِهَذَا الْحَدِيثِ وَيَدْخُلُ فِي كَفِّ الْأَذَى اجْتِنَابُ الْغِيبَةِ وَظَنِّ السُّوءِ وَإِحْقَارِ بَعْضِ الْمَارِّينَ وَتَضْيِيقِ الطَّرِيقِ
Artinya :“ Seharusnya bagi seseorang untuk tidak duduk di jalan supaya tidak menyakiti orang lain. Selain itu dilarang juga untuk menggunjing para pejalan kaki, berburuk sangka kepada mereka dan menghina para pengguna jalan atau monopoli jalan demi kepentingan sendiri dengan tanpa memberi ruang untuk orang lain”.
Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa seseorang diperbolehkan untuk meminta sumbangan di jalan raya dalam rangka untuk mengadakan suatu acara atau keperluan lain semisal untuk mengadakan acara Maulid Nabi. Tetapi, kebolehan ini dengan syarat memberi ruang kepada pengguna jalan dengan tidak mengganggu, menghina atau menopoli jalan demi kepentingan sendiri.
Demikian penjelasan mengenai hukum meminta sumbangan di jalan raya untuk acara maulid. Semoga bermanfaat.
Wallahua’lam.