Alhijrah.co – Hari Batik Nasional sebagai mahakarya anak bangsa dan telah masuk dalam daftar Perwakilan Warisan Budaya Tak Benda United Nations of Educational Scientific and Cultural Organization (UNESCO).
Bila diperhatikan lebih jauh, hari batik nasional diputuskan ketika Batik diakui dalam sidang ke-4 komite antar-pemerintah tentang Warisan Budaya Tak-Benda yang diselenggarakan UNESCO di Abu Dhabi. Dalam agenda tersebut, UNESCO mengakui batik, wayang, keris, noken, dan tari saman sebagai Budaya-Tak Benda warisan manusia oleh UNESCO.
Menariknya batik selain menjadi mahakarya warisan manusia, ternyata batik juga menjadi simbol harmonisasi dan kerukunan di antara ragam suku budaya dan adat yang ada di Bumi Nusantara. Hal itu disampaikan pemerhati sekaligus pecinta batik Dr. Akhmad Muadin, M.Pd kepada media ini, Senin (02/10/23).
“Sebagai salah satu simbol kebanggaan skala internasional, batik tidak hanya memikat mata dengan keindahan corak dan motifnya. Tapi menyiratkan pesan mendalam tentang nilai harmonisasi dan toleransi,” tegasnya.
Salah satu pesan dalam batik adalah tentang kebersamaan di tengah perbedaan. Setiap motif dan pola batik mengandung makna yang mendalam, mewakili identitas etnis, sosial, dan geografis. “Dalam setiap kain batik, kita menemukan cerita tentang asal-usul dan kekayaan budaya yang terus diwariskan dari generasi ke generasi. Hari Batik Nasional membangkitkan kesadaran akan pentingnya toleransi dalam memelihara persatuan. Batik, dengan kekayaan warna dan motifnya, mengajarkan kita untuk menghargai perbedaan. Ini adalah pengingat bahwa meskipun kita memiliki latar belakang dan keyakinan yang berbeda, kita dapat hidup bersama dalam harmoni dan damai,”pungkasnya.
Dilansir suara.com Khusus untuk batik, sejarah batik di Indonesia harus dirunut sampai ke masa kerajaan. Batik jaman dulu menjadi pakaian atau busana khas kerajaan, batik dikenakan hanya oleh keluarga kerajaan atau para pegawai kerajaan. Nah kegiatan membatik di luar kerajaan diajarkan oleh para pegawai Keraton yang pulang ke rumahnya yang berada di lingkungan luar keraton. Dalam sejarah Batik Indonesia, dituliskan sejarah pembatikan di Indonesia, sudah dimulai sejak masa kerajaan Majapahit. Bukti bahwa kerajaan Majapahit menerapkan teknik pembatikan untuk menciptakan busana terlihat pada sisa-sisa peninggalan batik yang ada di wilayah Mojokerto dan Bonorowo (sekarang Tulungagung) yang merupakan kawasan bekas Kerajaan Majapahit. Di masa modern, batik Indonesia mulai dikenal orang luar negeri sejak Soeharto memberikan batik sebagai cinderamata untuk tamu-tamu negara mulai pertengahan tahun 80-an. Presiden Soeharto sendiri kerap mengenakan batik untuk menghadiri konferensi PBB. Hal itu secara otomatis membuat batik, pakaian yang dikenakannya sebagai pusat perhatian.
Motif Batik
Motif Batik dulu lebih banyak dikenal bernuansa tradisional Jawa, Islami, Hinduisme, dan Budhisme. Seiring perkembangan jaman, motif batik pun beragam. Selain itu, cara pembuatannya tidak sebatas ditulis menggunakan canting yang makan waktu lama. Untuk memenuhi permintaan pasar, kini batik dibuat pula dengan teknik printing, cap, dan lain sebagainya. Motif-motif batik dicap dengan alat stempel tertentu sehingga terciptalah produksi massal. Meskipuj begitu, hanya batik tulis yang dibuat dengan canting yang dibanderol harga paling mahal. Wajar saja, dilihat dari tingkat kerumitannya, Batik Tulis terbilang jenis kain yang menduduki level paling natural dalam proses produksinya.
Jenis-jenis Batik
Batik nasional juga memiliki beragam jenis dari segi daerah produksinya. Salah satunya dan yang paling unik ialah jenis batik tiga negeri. Dinamai batik tiga negeri karena dibuat di tiga daerah yaitu Lasem, Solo, dan Pekalongan. Dilihat dari cara pembuatan, komposisi, dan kekhasan tiga daerah menjadi satu maka tak mengherankan kalau harga batik tiga negeri paling mahal di antara yang lain. Jenis batik terkenal lainnya di Indonesia antara lain Batik Mega Mendung Corebon, Batik Tujuh Rupa Pekalongan, Batik Parangkusumo, Batik Sekar Jagad Solo Yogyakarta, Batik Tambal Yogyakarta, Batik Lasem Rembang, Batik Singa Barong Cirebon, Batik Jlamprang, Batik Terang Bulan, Batik Cap Kombinasi Tulis, Batik Tiga Negeri Pekalongan, Batik Sogan Pekalongan, dan lain sebagainya. Demikian paparan singkat mengenai sejarah hari batik nasional beserta jenis-jenis Batik Nasional. Semoga bisa menjadi referensi.
Penulis: Badrut Tamam (Dosen UINSI Samarinda)