Prof. Dr. H. Mukhamad Ilyasin, M.Pd

Tempat di mana pengabdian adalah panggilan jiwa. Di sini, kami menemukan kedamaian dalam mengabdikan diri untuk menggapai ilmu, mengasah akhlak, dan melayani masyarakat.

Pesantren bukan sekadar tempat belajar agama, tetapi juga laboratorium kehidupan di mana kita belajar untuk menjadi manusia yang bertanggung jawab, penuh kasih, dan berakhlak mulia. Di sini, kita berbagi pengalaman, mendukung satu sama lain, dan tumbuh bersama dalam cahaya petunjuk Ilahi.

Bagi saya mengabdikan diri melalui pesantren adalah perjalanan yang membutuhkan tekad, kesabaran, dan ketekunan. Namun, setiap langkah yang kita ambil membawa kita lebih dekat kepada Allah, dan setiap pengorbanan kita memberikan manfaat bagi sesama.

Saya percaya bahwa hidup ini memiliki makna yang mendalam ketika kita mengabdi kepada sesama. Ketika kita memberikan diri kita untuk kepentingan yang lebih besar dari diri kita sendiri, kita menemukan makna sejati dalam hidup.

Mengabdi bukanlah sekadar tugas, melainkan panggilan hati yang membangun jembatan antara kita dan orang lain. Ini adalah panggilan yang mempertemukan kita dengan penderitaan dan kebutuhan sesama, serta memberi kita kesempatan untuk menjadi agen perubahan dalam dunia ini.

Di dalam perjalanan pengabdian ini, kita akan mengalami tantangan dan hambatan. Namun, setiap rintangan adalah peluang untuk tumbuh dan belajar, untuk memperkuat tekad kita dalam melayani dengan penuh dedikasi.

Mencermati perkembangan fenomena kehidupan dan sosial kemasyarakatan di Kalimantan Timur, khususnya di Kota Samarinda, semakin membuktikan bahwa penyelenggaraan “Pendidikan dan Dakwah” tidak bisa hanya menjadi tanggung jawabnya pemerintah saja, akan tetapi juga menjadi tanggung jawab dan tugas masyarakat pada umumnya. Kondisi semacam ini, memungkinkan semua elemen masyarakat ikut terlibat dan berpartisipasi dalam pembangunan sektor pendidikan dan dakwah, termasuk didalamnya adalah peran lembaga pendidikan dan dakwah yang dikelola oleh masyarakat. Oleh karena itu lembaga pendidikan dan sosial bernama Pondok Pesantren Salsabila secara resmi didirikan pada hari 4 April 2012.

Lembaga berdiri berdasarkan prinsip Ikhlas Beramal Bersama Membangun dan Memberdayakan Ummat. Kami bersepakat dan berkomitmen mengabdi untuk kejayaan bangsa dan negara melalui jalur pendidikan dan sosial kemasyarakatan. Lembaga ini memiliki beberapa sifat mendasar yakni, Independen, Pendidikan serta Keagamaan dan Kemasyarakatan. Lembaga ini berasaskan Pancasila dan mengembangkan nilai-nilai pendidikan,sosial, dan agama.

Mengabdikan diri melalui pesantren adalah suatu bentuk pengabdian yang sangat berarti dalam konteks keagamaan dan pendidikan di banyak masyarakat di Indonesia dan negara-negara lainnya yang memiliki tradisi pesantren. Indahnya pengabdian untuk pesantren adalah cerminan dari komitmen yang mendalam untuk menyebarkan nilai-nilai kebaikan, kebijaksanaan, dan kasih sayang kepada sesama melalui pendidikan agama dan pembinaan karakter. Di dalam pesantren, pengabdian bukan hanya tentang memperoleh ilmu agama, tetapi juga tentang memperkaya jiwa dan membentuk kepribadian yang kuat dan bertanggung jawab.#

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *